Monday 29 August 2022

You will never read this, wouldn't you ?

Saya kangen kamu.


Iya, itu perasaanku saat ini. walau rasanya saya tidak pantas untuk mengatakannya. 

Saya tahu, mungkin harapanmu saya bisa begini, saya bisa begitu. Tapi, jujur. saya tidak sanggup memenuhi ekspektasimu.

Yang bisa saya ungkapkan hanya perasaanku. Ya , saya juga berharap, bisa menjadi supermanmu. bisa jadi penolongmu. bisa jadi orang yang benar-benar bisa kau andalkan.

Saya telah mencoba melakukannya, dulu. Tapi, seberapa besar usahaku, itu tidak berarti bagimu. tidak cukup bagimu.

Sampai akhirnya di titik, dimana kau memang menyatakan kalau apa yang kulakukan selama ini tidak berarti bagimu.

Apa yang kurasa selama ini tepat untukmu, ternyata tidak berarti banyak bagimu.


Oh iya, apa yang sudah terjadi memang sebaiknya tidak perlu dibahas. Tidak akan ada habisnya.

Pada akhirnya, aku hanya bisa bertanya-tanya, apa yang bisa kulakukan untukmu saat ini, dan bagaimana cara menghilangkan rasa kangen ini.

Aku sudah mencoba mengatakan pada diriku, kita memang tidak cocok.Dan jalan keluar dari permasalahan kita tidak akan pernah ditemukan.

Seperti cerita Dr.Strange dan Christine. Cinta mereka tak pernah berhasil di dunia manapun. Semua sama, kegagalan.

Pertanyaannya, dengan sejumlah fakta tersebut. yang mungkin tidak bisa diubah. Walaupun tidak ada jalan keluar untuk kisah kita, apakah kamu bahagia? apakah aku bahagia?

Kuharap jawabanmu adalah iya, kamu bahagia. iya, aku bahagia.
Karna, kalau jawabannya adalah tidak bahagia, tentu, keputusan keputusan yang kita perbuat, tentu akan mengecewakan, seperti yang dilakukan oleh Scarlet Witch di film Dr.Strange.

Sunday 11 July 2021

Parnoan ? atau Kenyataan ?

Saya tinggak nge-kost sudah cukup lama, alasannya adalah supaya dekat dengan kantor sehingga tidak terlalu capek karena perjalanan pergi pulang. Orang tua saya tinggal di Ciledug, Tangerang. dan saya bekerja di Gedong Panjang, Jakarta Barat. tidak jauh dari wisata kota tua.

Beberapa hari lalu, saya dapat kabar, adik laki-laki saya di rumah mulai kehilangan penciuman. dan papa saya demam dan lemas. Kondisi mereka hari ini sudah baikan. Tapi mereka belum mendapat perawatan dari dokter. Hanya minum vitamin dan suplemen untuk menjaga daya tahan tubuh.

Kost tempat saya tinggal sudah mulai sepi, kost akan ditutup dalam hitungan hari. Tinggal 2 kamar yang masih tersisa di kost,. Saya dan seorang koko di kamar paling ujung. Posisi kamar kami berjauhan memang. tapi kamar mandi yang digunakan ada di luar dan bersebelahan.

Kabarnya, si koko sudah positif, dan saya baru mendapat kabar. Panik gak ? panik ga? Tentu ada sedikit rasa panik dari saya. Tiba-tiba saya harus berpikir dua kali kalau mau ke WC / Kamar mandi. si koko isolasi mandiri di kamar.

Sebelum mendapat kabar ini, saya biasa-biasa saja, baik baik saja. Tetapi setelah mendapat kabar ini, saya langsung merasa seperti mulai sakit tenggorokan. Apakah saya sudah tertular ? saya tidak tahu. Selama belum dilakukan test.

Tapi, biaya test swab PCR bukanlah angka yang terbilang murah. apa yang perlu saya lakukan?
apakah ini hanya efek parno-nya saya ? atau memang saya sudah tertular ?

Ahh.. selama saya belum melakukan test , sepositif apapun pikiran saya, saya rasa keadaan tidak akan bisa diubah.

Semoga pandemi ini bisa cepat berakhir. Semoga pemerintah pusat dan daerah bisa bekerja-sama dengan baik di semua tingkatan.
Semoga, tidak ada lagi rasa khawatir yang berlebihan menghantui setiap kami.
Kiranya, pandemi ini bisa membuat manusia kembali berpikir, bagaimana seharusnya hidup, dan apa arti hidup kami di dunia.

Jakarta, 12 July 2021

Monday 6 May 2019

Many things happened while I was away

Hidup ini penuh kejutan, gak peduli udah berapa lama kita hidup, gak peduli seberapa banyak pengalaman kita, seberapa luas pengetahuan kita, ada ada saja kejutan yang kita dapat di hidup ini.

Kehidupan setelah lulus kuliah memang menyenangkan, tapi kemudian, dalam waktu yang tidak lama, keadaan berubah. Kehidupan yang kukira menyenangkan, lama-lama menjadi pengalaman yang kurang menyenangkan.

Tapi, kehidupan yang kurang menyenangkan itu juga tidak berlangsung lama. Ada waktunya keadaan berputar lagi, menjadi kehidupan yang menyenangkan.

Sampai lama-lama, saya punya pendapat , kalau tidak ada yang pasti dan tetap di hidup ini, semua keadaan yang kita alami saat ini, hanyalah sementara.. Akan ada saatnya, makanan yang enak terasa tidak enak lagi, dan makanan yang tidak enak, akan terasa sangat enak bagi kita.
Orang yang tidak kita kenal, bisa menjadi orang yang paling dekat dengan kita, dan orang yang paling dekat, bisa saja menjadi seperti orang asing.

Tapi, bagaimanapun, saya percaya, kasih Tuhan tidak berubah... Penyertaan-Nya, kasih-Nya, tidak berubah. Itu yang saya yakini dari dahulu sampai sekarang.

Friday 8 June 2018

Manusia dan Pikirannya yang Korup (1)

Manusia adalah makhluk Tuhan yang unik. Setiap orang punya kepribadian masing-masing, punya karakter masing-masing. Ada yang berkata, "Apa yang kita lakukan secara terus menerus akan menjadi kebiasaan kita, dan kebiasaan-kebiasaan kita menentukan karakter kita.", Sehingga karakter kita akan sangat ditentukan oleh apa yang kita lakukan sehari-hari, setiap detik.

Coba ingat-ingat, apa kebiasaan kecil kita yang sering kita lakukan berulang-ulang, yang telah menjadi kebiasan kita ? Menutup pintu kulkas dengan kaki? Minum air dingin setelah kegiatan yang melelahkan? Meminjam uang teman, dan saat dapet uang jajan, hutang gak dibayar? Mengucapkan terima kasih ketika orang lain membantu kita? Mengucapkan maaf kalau kita berbuat salah, walaupun hanya kesalahan kecil ?

Ada banyak sekali hal kita mungkin kita anggap sepele, tapi bisa jadi hal kecil itulah yang akan menjadi karakter kita. Semoga kebiasaan-kebiasaan kecil ini tidak berpengaruh buruk kepada kehidupan pribadi dan sosial kita.

---to be continue---

Friday 30 December 2016

Friend ?

Apa itu "TEMAN" ?

Ada seorang guru saya pernah mendefinisikan arti kata "teman". Menurutnya, teman adalah orang yang kebetulan memiliki kesamaan dengan kita tanpa disengaja.

-Teman sekelas, kebetulan satu kelas, kebetulan seangkatan. Orang tua, guru, atau siapapun tidak ada yang merencanakan, "eh, si Deddy dibikin sekelas aja sama Anton biar jadi temen". Karna Deddy dan Anton ditempatkan di kelas yang sama, maka Deddy dan Anton bisa dikatakan sebagai seorang teman.

-Teman Masa Kecil. Kebetulan masa kecilnya tinggal di daerah yang sama, mungkin tetangga, teman se-RT, dan sebagainya.

- Teman se-hobi. Kebetulan hobinya sama. Sekarang ini, orang yang belum pernah ketemu pun bisa jadi teman. Kebetulan suka cosplay, maka ketemu lah di forum/ group cosplay atau semacamnya.

-Teman kerja. Saat kita kerja, gak ada kepikiran dong kita mau kerja di situ karena pengen temenan sama si Dona atau si Steve. Bener-bener kebetulan.

-Teman online ? Entah lebih tepatnya disebut apa, tapi sepertinya bisa dibilang teman online kali yah? Kebetulan sama-sama sedang online, jadi bisa temenan. Kalau 10-15 tahun lalu mungkin teman online bisa didapat lewat aplikasi mIRC, Tapi kemudian akhirnya berkembang lewat Yahoo Group (kita bisa chatingan sama orang asing dalam 1 group dgn topik tertentu), Teman game online juga bisa jadi termasuk kategori ini kali yah. Lalu kalau yang sekarang masih hits, teman dari aplikasi chating atau mungkin aplikasi dating : Wechat, BeeTalk, Tinder, dan lain-lain.

Nah, kalau u adalah temannya Deddy, u teman apa yah? Boleh dong ceritain sedikit di comment.. :)

Tuesday 25 October 2016

Sulit tuk Diungkapkan

Kalau kau sudah cukup dekat denganku, mungkin kamu tahu, siapa orang yang cukup akrab denganku. Kalian sudah berkali-kali membicarakan hal ini di depanku.. Mungkin sering juga kalian membicarakan hal ini di belakangku, atau membicarakan hal ini dengan dia. Tapi, jawaban yang kalian terima sama saja : Nothing.

Tak tahukah kalian, ya kalian tak tahu, begitu pula dia. Ada hal yang tak bisa kuungkapkan. Dan sebenarnya, saya pun ragu tuk mengungkapkannya disini. Ah, sudahlah. Sepertinya ada hal yang memang tak bisa dikatakan. Tapi inilah beban pikiranku selama ini. 

Apakah ,lebih baik mengutarakan kebenaran yang menyakitkan tapi memberikan kesepahaman, atau menyembunyikan kebenaran itu demi kebaikan bersama?

Ada yang berkata, lebih baik dikatakan saja daripada dipendam sendiri, tapi ada juga yang berkata, lebih baik tak perlu katakan kalau ujung-ujungnya menyakitkan. Ya, saya adalah seorang yang realistis, juga idealis. Mungkin hal inilah yang membuatku selalu bersikap diam. Karena apapun yang kuhadapi, yang kulihat hanyalah hal yang menyakitkan. Yang bisa kukatakan hanyalah kenyataan, kejujuran, kejujuran yang menyakitkan dan saya tahu, banyak orang tidak suka dengan hal ini.

Diam adalah pilihanku saat ini, dan aku akan terus diam, sampai ada orang yang bisa kuajak untuk berbagi. Untuk saat ini, cukup saya dan Tuhan Allahku saja yang tahu.

Tuesday 9 August 2016

Mengeluh

Yah, pengen nih mengeluh. Boleh gak yah? hahahaha...

Kalau ada yang nanya kaya gitu, gw pasti bakal jawab, "Ya gak boleh lah... Kita tuh harus bisa mensyukuri hidup ini"

Kan masih ada keluarga, teman, sahabat. Walaupun mereka lagi gak peduli sama kita, tapi setidaknya kalau kita ketemu, mereka masih bisa mendengarkan cerita kita, atau menemani kita pergi.

Kan masih bisa tidur di dalam rumah, punya kasur empuk, bukan di atas tanah atau batu yang basah karna hujan.

Kan masih bisa makan dgn enak dan tenang. Masih bisa pilih sayur, bukan makan seadanya aja apa yang ada di alam.

Kan masih ada kerjaan, masih ada kegiatan yang bisa dilakukan, daripada menganggur gak jelas, tak tau besok bisa makan apa nggak. Kalaupun memang sedang nganggur, setidaknya masih ada saudara/keluarga yang support menyediakan makanan dan tempat tinggal, walaupun sambil ngoceh-ngoceh suruh kita cepetan dapet kerjaan.


Ya, ada banyak alasan untuk bersyukur.. Gw tahu akan hal itu.
Tapi prakteknya koq susah?!
Ya, ternyata ada masalah di luar hal itu.. Ada masalah yang susah dijelaskan dengan rasio dan logika. Masalah perasaan. Masalah psikologis. Mungkin, rasa nyaman adalah sumber masalahnya. dari ribuan, mungkin jutaan alasan untuk bersyukur, kadang masih saja ada rasa tidak nyaman, ada perasaan incomplete yang muncul di dalam batin.

Ya, itu yang gw rasakan. Ketika kegiatan utama saya, hobi-hobi saya, semuanya menjadi tawar. Passion saya hilang. Passion untuk tetap melanjutkan semua kesibukan ini.

Saat ini, mungkin merupakan salah satu "posisi terendah" gw. Baru beberapa hari lalu gw menyanggupi permintaan untuk membuatkan slide ibadah dengan senang hati. Tapi di sisi lain, gw dituntut untuk bisa melakukan hal lain juga.. Ahh.. apa mungkin memang gw yang terlalu santai, mungkin juga gw yang kurang bisa mengatur waktu. Eh, apa jangan-jangan gw yang tidak bisa menentukan prioritas?

Semua pertanyaan sudah ada di dalam kepala saya. Jawaban yang baik untuk setiap pertanyaan itu juga sudah saya miliki di dalam kepala saya koq.
Tapi... Yaa.. ada sesuatu yang kurang... Mungkin saat teduh yang tidak rutin, mungkin juga doa gw sama Tuhan kurang serius. ahh... sudahlah... belum tentu juga ada teman yang setia baca tulisan di blog gw..

Setidaknya, blog ini, walaupun buatan manusia, tapi sudah membantu gw dalam menuangkan isi pikiran gw...
Belum lagi keluhan-keluhan aneh lainnya tentang kesehatan gw.. Gw pikir, gw sudah tua. Tua bukan dari umur, tapi dari gejala sakit yang gw alami beberapa bulan terakhir.

Sakit kepala lah, perut kembung terus lah, belum lagi rasa nyeri di dada yang terjadi sesekali. Dan semalam, sekitar jam 02:00, 10 Agustus 2016, ada rasa nyeri/sakit yang aneh di paha dan telapak kaki kiri gw. Seperti saraf yang ditarik dan terjadi sekitar 30 detik. Belum lagi gejala-gejala aneh lainnya yang mungkin sudah terlupakan dan sering gw cuekin.. ahh.. mungkin saya hanya kurang olahraga..

Sudah cukup lama gw gak olahraga. Mungkin solusi dari semua masalah gw adalah dengan olahraga rutin.... sendirian...

Saturday 28 May 2016

Saya Bukan Hacker

Saya bukan hacker. Saya seorang programmer.

Saya mulai dikenalkan dengan komputer sekitar kelas 4 atau 5SD. Saat itu, saya lebih banyak diperkenalkan dengan teori. Saya tidak latihan mengetik, tapi bermain game DOS.

Iya, tanpa sepengetahuan saya, saya masih menggunakan DOS sebagai OS di komputer sekolah.
Saya pindah sekolah saat memasuki jenjang SMP. Disini, saya belajar Microsoft Office : Word, Excel, Power Point, dan akhirnya di kelas 3 SMP, saya belajar DBase III+ sebagai software database.
Tentu saja, saat itu saya masih menyimpan hasil pekerjaan saya dengan Disket yang tidak boleh dibawa pulang.

Saat SMA, saya pindah sekolah lagi. Sekolah Negeri. Wahh, apa yang sudah saya pelajari, harus dipelajari ulang. Saya belajar software Microsoft Office lagi. Lalu belajar Adobe Photoshop dan Coreldraw.

Lalu akhirnya saya kuliah IT. Lohhh.. Oh iya, ada yang terlewatkan. Kenapa saya bisa pilih IT ? Padahal tadinya saya tidak tertarik dengan komputer. Saya pun tidak punya komputer sampai saya kelas 2 SMA.

Ternyata, ada seorang teman saya yang membuat saya makin mengenal komputer. Kelas 1SMA, saya pertama kalinya main di warnet dengan uang jajan sendiri. Lah iya, sejak kecil teman-teman saya sudah sering main di warnet, saya tau dengan keberadaan warnet, tapi saya gak pernah dibolehin main di warnet oleh orang tua saya.

Sejak saat itulah saya makin kagum dengan teknologi. Saya terkagum-kagum ketika melihat orang-orang di warnet main Counter Strike yang dimana kita bisa bermain bersama teman-teman di dalam ruangan yang sama lebih dari 2 orang. Lah iya, sebelumnya saya cuma tahu mainan di PS 1 yang biasanya dimainkan oleh 2 orang.
Dan yang membuat saya makin heran adalah fitur CHAT! Woww!!! "Jadi kita bisa ngobrol sama teman di komputer lain tanpa keluar pulsa?!! Terserah mau berapa kali ketik, tapi ga kluar pulsa?!", tanya saya pada teman saya saat itu agar lebih yakin.

Akhirnya saya dikenalkan dengan yang namanya "programming". Saya belajar membuat software. Ko Sukisno dan Alek, yang membuat saya tahu rahasia "teknologi chatting" secara tidak langsung.
Mereka yang membuat rasa ingin tahu saya terhadap teknologi komputer makin besar.

Dan Opss... pengakuan dosa saya... saya pernah membobol salah satu warnet di dekat sekolah saya. Saya berbuat curang. Saya menemukan kelemahan dari sistem warnet itu. Saya bermain 8jam di warnet dengan hanya membayar billing 1 jam saja.

Trik itu bisa diajarkan. Teman-teman dekat saya juga melakukannya, dan tersebarlah trik itu.
Singkat cerita, warnetnya bangkrut. Tutup.. dan tak pernah buka kembali.
Kami pasukan pengguna trik main murah itu... "sedih"..

Melihat warnet tersebut bangkrut, muncullah warnet lain. Koneksi lebih cepat, Komputer lebih bagus, dan sistem yang lebih kuat.  Anak-anak di sekolahku migrasi, sepulang sekolah, semua bermain di sana. Teman-temanku juga, tapi dengan membayar billing yang sejujur-jujurnya...

Tak disangka, opss.. Kena lagi deh,, Saya bermain murah lagi.. Ya, lagi-lagi saya dan teman saya menemukan cara untuk bermain dengan biaya irit lagi. Tentu saja, kali ini hanya orang-orang tertentu yang tau triknya. Belajar dari pengalaman, kami tidak lagi mengajarkan trik tersebut. Ternyata warnet tersebut umurnya lebih panjang, sesekali saya masih ke warnet tersebut di awal perkuliahan saya.

Inilah awal dari ketertarikan saya terhadap dunia IT. Dari yang gaptek menjadi hi-tech. Dari yang cuma bisa ngetik 11 jari ( cuma ngetik pakai jari telunjuk saja ) jadi bisa mengetik hampir 10 jari.
Dari yang berpikir mungkin akan menjadi scientist di laboratorium, ternyata menjadi seorang Computer Scientist.

Cerita ini akan berlanjut, dari masa perkuliahan saya, tapi saya sudahi dulu sampai disini. Sampai bertemu di cerita saya yang berikutnya.. Terima kasih sudah membaca. Saya sangat senang jika ada yang ingin meninggalkan komentar di blog saya ini.

Friday 1 January 2016

Happy New Year 2016!

Selamat tahun baru 2016!

"Thank You 2015! You're so good to me! Welcome 2016!"
"Page 1 of 366"
"First (sunrise / durian / selfie / dinner ) in 2016!"
"New Year, New Hope!"


Ada begitu banyak tulisan seperti itu yang kita baca di timeline kita. Dan seringkali post tersebut membuat kita sedikit iri dengan mereka yang "kelihatannya" hidupnya sangat bahagia.

Apa yang muncul dalam benakmu? apakah sama denganku?
"Mengapa sepertinya hidup saya tidak seindah hidup mereka? Mengapa hidup yang saya alami begitu jahat? Saya sangat menderita menghadapi tahun-tahun ini. Saya ingin kembali menjadi anak kecil yang penuh dengan kebahagiaan, yang tidak memikirkan banyak masalah"

Saya yakin, anda pun mungkin mengalami hal yang sama. Saya yakin mereka yang post hal-hal indah itu juga mengalami hal yang sama.

Jadi, buat apa iri? Tidak perlu iri, kita semua mengalami hal yang buruk, kita semua punya masalah koq. Hanya saja, dengan adanya masalah, tidak berarti kita tidak bisa bahagia. Kita bisa menjadi bahagia dengan hal-hal kecil. Syukuri semua yang telah terjadi, dan lakukan hal-hal baik sebaik mungkin untuk masa depan yang baik.

Bercermin! Evaluasi diri adalah hal penting yang tidak boleh kita lewatkan dalam hidup kita. Apakah kita sudah melakukan yang terbaik? Apakah respon saya terhadap orang-orang yang menentang dan membenci saya sudah benar? Apakah saya sudah peka terhadap kasih sayang orang lain terhadap saya ? Jangan-jangan saya sudah mengabaikan tindakan kasih sayang / kepedulian orang lain terhadap saya.

Move On! Ternyata ada banyak yang telah kita lewatkan yah! Kebiasaan-kebiasaan kita mungkin telah membuat kita tidak bisa berbuat banyak hal-hal positif untuk lingkungan dan sesama. Move on dari kebiasaan-kebiasaan lama yang menjerat, Setiap bangun pagi, ingatlah akan tekat baru kita, perhatikan dengan seksama langkah-langkah dan perkataan kita sehari-hari.

Berdoa! Tapi apalah daya kita sebagai manusia, kita punya banyak keterbatasan. Tapi kita ini umat beragama, iya kan?! Kita punya Tuhan Sang Pencipta, Sang Pelindung, Sang Pemimpin hidup kita.
Berdoa, minta Tuhan bantu kita untuk menjalani tahun 2016 ini dengan sikap yang benar, berdoa minta Tuhan bantu kita menghilangkan hal-hal yang negatif dari diri kita dan dari lingkungan kita. Tuhan menyertai setiap umat-Nya.

Selamat tahun baru 2016, Tuhan memberkati!


Wednesday 30 September 2015

Untuk Apa?

Dua puluh lima tahun, adalah waktu yang cukup lama untuk menunggu, tapi itu tidaklah cepat untuk memenangkan sebuah kesempatan. Yah, saya hidup di dunia ini, diberikan kesempatan untuk melakukan banyak hal. Tapi, apa tujuan hidup saya telah tercapai?

Apakah, ketika saya diciptakan di dunia ini, saya bernegosiasi dengan Tuhan? Apakah saya "berkampanye" di hadapan Tuhan?
" Tuhan, kalau Engkau memberikanku kesempatan untuk hidup, maka saya akan melakukan ini, dan ini, lalu dengan begitu dunia ini akan menjadi lebih baik. Berikan saya kesempatan untuk hidup, ya Tuhan."
Saya rasa tidak seperti itu. Mungkin juga saya tidak pernah mendapatkan kesempatan sedikitpun untuk bernegosiasi. Saya pikir, saya bisa hidup di dunia ini, karena anugrah Tuhan.

"Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. 
Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: 

"Beranakcuculah dan bertambah banyak; 
penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

 Berfirmanlah Allah: 
"Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu."


Anugrah-Nya kan? Ternyata puluhan mungkin ratusan kali saya membaca kutipan ayat tersebut, saya mengira kalau kalimat tersebut hanya ditujukan kepada Adam dan Hawa. Sepertinya saya selama ini salah. Kalimat itu ternyata ditujukan kepada saya juga.. Saya harus menjaga bumi ini, berkuasa atas semua yang ada di bumi, berarti saya harus menjaga semuanya baik-baik seolah sayalah yang memiliki kekayaan bumi ini.
Ya, sama seperti ketika saya memiliki laptop baru, atau HP baru, maka saya pasti akan menjaganya baik-baik, menjaganya sebaik mungkin jangan sampai terkena gores, jangan sampai terjatuh, terbanting, terciprat air atau apapun yang membuatnya rusak atau jelek.
Sama seperti mainan mobil-mobilan rakitan saya semasa SD yang saya beli dengan mengumpulkan uang jajan saya, saya rakit, dan saya jaga hingga saya besar, mainan itu tetap ada, walau memang umur tidak bisa bohong, pasti ada masanya mainan itu rusak, sebagus apapun perawatan kita.

Begitu pula dengan bumi ini, berarti saya tidak boleh melakukan hal-hal yang bisa membuat bumi ini rusak. Apapun yang saya kerjakan, saya perlu memerhatikan dampaknya bagi bumi ini.

Jadi, untuk apa? untuk apa saya hidup?  Dua puluh lima tahun saya hidup, apakah saya sudah melakukan yang terbaik dalam hidup saya? apakah saya sudah selangkah lebih maju dalam mencapai tujuan hidup saya? Saya rasaaa... ada cukup banyak waktu yang telah saya sia-siakan selama 25 tahun ini. Malam ini, saya mengevaluasi diri saya sendiri. Apakah selama saya sekolah, kuliah, kerja, bermain, nongkrong, semua kegiatan yang saya lakukan selama ini, apakah itu berarti? Atau jangan-jangan saya tidak tahu saya hidup untuk apa? Sehingga akhirnya saya cuma mengikuti kemana tren membawa saya ?

Untuk apa teman? Untuk apa? Untuk apa, setiap perjuangan yang kita lalui? Untuk apa air mata yang pernah kita keluarkan? Apakah itu ada gunanya? Untuk apa hati ini masih tetap keras dengan prinsip kita yang salah? Mengapa saya masih melakukan ini dan itu yang saya tahu itu tidak membawa saya kepada tujuan hidup saya??

....
....
....

Semoga Tuhan membimbing saya, menuntun saya, dan juga anda dalam mencapai tujuan hidup saya, dan anda.
Tuhan memberkati.

Monday 21 September 2015

Duh.. Nanti Saja Dehh..

Duhh.. nanti saja deh, ntar juga akan ada waktunya koq.. ntar deh, sebentar lagi, eh.. besok aja pas lagi ada ini, eh, pas sempet aja dehh...

Begitulah kita, iya kan? Selalu menunda-nunda. Dan akhirnya apa yang kita tunda, tidak pernah kita kerjakan. Ya, Akhirnya apa yang kita "janjikan" akan dilakukan nanti, ternyata tidak dilakukan, atau kalaupun sempat dilakukan, kemungkinan kita tidak bisa mengerjakannya dengan maksimal.

Begitu juga saya ketika akan update blog ini. Sudah ada keinginan dari akhir tahun lalu untuk update blog saya, menceritakan pengalaman saya yang serunya luar biasa!! Tapi, semua itu tinggallah niat saja.. Tidak pernah terjadi sampai sekarang..

Iya nih, ada banyak yahh ada hal-hal dalam hidup kita yang selalu kita tunda. 18 September 2015, adalah salah satu hari penyesalan saya, apa yang saya tunda-tunda akhirnya menjadi bumerang bagi saya. Sesuatu yang sepertinya saat ini pun saya tidak bisa menceritakannya..

Oke, ada hal lain lagi? adaa.. hehehe.. November 2014, saya diajak seorang teman saya untuk mendaki gunung. Luar biasa semangatnya saya saat itu. Lia, bertemu dengan saya setelah sekian lama tak bertemu, dia mengajakku naik gunung. Saya belum pernah naik gunung, tapi saat itu memang saya sudah suka jalan-jalan dan kuliner. Ke Bogor, ke Tangerang, ke Bogor lagi, ke sana, ke sini..
Hingga akhirnya Lia mengajakku ke gunung. Iya juga yah, kenapa gak pernah kepikiran sebelumnya?!!

Akhirnya saya pun jadi ke gunung bersama Lia dan kawan-kawan, termasuk dengan temannya Lia (yang kini menjadi teman saya juga).  Sepertinya cerita perjalanan naik gunung pertama saya ditunda aja ya di post berikutnya? #ehhh... lagi-lagi ditunda.. Ntar bakal jadi cerita gak nih? Hehehe..

Banyak hal baru terjadi selama 1 tahun terakhir, Saya akui, saya sendiri juga telah berubah, saya tidak seperti saya yang dulu lagi. Kini saya mulai menyibukkan diri dengan hal-hal lain.. Kisah-kisah pendekatanku dengan seorang teman cewe pun tidak sempat saya ceritakan di sini.. Dari hati berbunga-bunga, berbusa-busa seperti soda, meletup-letup seperti popcorn, hingga terasa tawar dan tak ada rasanya lagi,

Banyak banget, banyak banget hal yang udah saya lewatkan untuk diceritakan disini, akibat penundaan saya yang sudah terlalu lama dan akut..
Duhh.. ngomong-ngomong akut, saya akui saya udah seperti seorang jomblo akut. Hahaha..
*pstt.. mungkin anda gak akan percaya kalau di group LINE saya ada group untuk "Jomblo Akut".. hehehe.. Memang ada sih, tapi cuma bercandaan aja, tapi memang, isinya cowo-cowo jomblo smua. wkwkwk..
ada yang mau dikenalin? :P Atau mau kenalan dengan saya? hahahaha...

See you on the next chapter of my life..  Makasih sudah menjadi pembaca setia blog saya.
Doakan saya yah, biar post berikutnya gak ketunda tunda lagi.. hehehe..

Sunday 21 June 2015

Selamat Jalan, Kawan.

18 Mei 2015, bukanlah hari yang baik bagiku. Tak pernah kusangka aku akan mendapatkan kabar buruk di pagi itu.
Seorang teman kecilku, teman bermainku di masa SD, meninggal dunia.

Sedih memang, apalagi ketika ku menyadari bahwa aku memang tidak banyak berbicara dengannya ketika dewasa. Terakhir kalinya ku bertemu dengannya adalah pada saat reuni SD di Jetski Cafe. Itu juga adalah pertama kalinya kami mengobrol sejak perpisahan kami saat SD.
Ya, saat SD kelas 5, ia sudah tidak satu sekolah lagi denganku. Ia dan orangtuanya pindah rumah ke daerah Tanah Abang. Tanah Abang adalah tempat yang jauh bagiku saat itu. Tak pernah terpikirkan olehku untuk pergi ke tempat sejauh itu.

Tanda tanya mulai bermunculan dari teman-teman semasa SD, bagaimana bisa Agus Budianto meninggal ? Kami pun saling bertanya, di dalam group chat di LINE, kami bertanya pada teman dekatnya yang kami kenal, Eddi Ermawan.

Ternyata, Eddi sendiri pun belum tahu penyebab kematian teman dekatnya itu. Ia hanya mengetahui kabar itu pada hari Minggu, 17 Mei 2015. Ia ditelpon oleh adiknya Agus.

Akhirnya kami sepakat untuk datang ke Rumah Duka Jelambar jam 7 malam pada hari itu juga. Hari Senin 18 Mei 2015. Beberapa dari kami, ada yang pulang kerja langsung ke rumah duka, ada pula yang sempat pulang ke rumah dahulu.

Kami datang, mendoakannya, dan... inilah reuni kecil yang paling tidak diinginkan.. yaitu ketika ada teman kami yang pergi.. ;(

Agus,teman mainku saat kecil. Aku ingat ketika kami berlari-lari di lapangan sekolah, mengejar lelaki.. hihi.. Iyalah, kan main polisi maling, main tak jongkok, tak pernah sama sekali kami mengejar cewe bersama. :P
Tapi aku ingat sekali, kalau Agus pernah suka (cinta monyet lah) sama Adelia, itu diingatnya sejak SD, sampai saat reuni terakhir pun ia masih ingat dengan nama Adelia.. padahal.. namaku saja ia tidak ingat..

Selamat jalan kawan, semoga sgala kebaikanmu terbalaskan...


Wednesday 18 March 2015

It's been a while...

Sudah cukup lama rasanya gw gak update post di blog lagi.
Daaannn... Sebenernya banyak yang ingin gw ceritakan. Tapi berhubung di rumah gak ada akses internet sedangkan di kantor jarang ada waktu kosong buat nge-blog, jadi gw gak bisa sering-sering ngepost deh..

Well, itu cuma alasan aja sih sbenernya, Kan bisa aja dirumah gw buat tulisan dulu, baru dicopy-paste setelah di kantor atau sepulang kantor mampir ke tempat nongkrong yang ada WIFI-nya.

Ahhh.. oke, Jadiiii,, ada request gw cerita tentang apa?
Kehidupan Kristen gw? Hubungan gw dengan Tuhan?
Hubungan dengan teman-teman dan sahabat? Atau hubungan dengan seseorang yang diam-diam gw taksir? Tentang pekerjaan gw? Kualitas hidup gw ? Berat badan gw? opss.. hihihi..

Spoiler dikit, akhirnya berat badan gw naik lohhh.. gw makin buncit gemukan... Jadi sebelum xin cia kmaren, jadi sekitar tanggal 15 Februari lahh, (*plis jangan sebut2 tanggal 14 Februari), gw baru pertama kalinya dalam seumur hidup gw, merasakan yang namanya celana kesempitan!!!

Iyaaa.. celana gw kesempitan, busett.. Celananya memang sih pas-pasan, apa yah istilahnya? Jegging yah? Semacam jeans tapi yang ketat gitu. Nah itu ukuran 29 yang biasanya pas-pasan, dan ternyata eh ternyataa... saat itu udah gak bisa pake lagi deh,

Setelah kejadian itu, gw akhirnya mencoba celana-celana lain dan ternyata totalnya ada sekitar 3-4 stel celana yang gw udah gak bisa pake. Padahal kan masih bagus celananyaaaa... :(
Sebelum menyadari hal itu sih... gw udah pernah nimbang, dan berat gw 61,5KG. Nahh setelah celana kesempitan, udah gak tau deh berapa, gak pernah nimbang lagi sampe sekarang.. :P
Paha gueeee... >.< ahhh.. gpp masih oke koq, asal perut jangan terlalu buncit aja.. hihihi..

Cerita lain menyusul yahh.. boleh dicomment utk request topik lainnya.. :D

Thursday 12 February 2015

Seiman dan Sepadan

Ya, seiman dan sepadan adalah harga mati bagiku. Mungkin beberapa dari kalian sudah membaca frasa ini di status facebookku. Mungkin kau sudah mengerti artinya, mungkin juga kau tak tahu artinya, atau mungkin samar-samar.

Ya, seiman dan sepadan. Saya tidak berbicara tentang partner kerja, klien, atau syarat ikatan kerja sama dalam menjalankan sebuah bisnis, Saya sedang berbicara tentang pasangan hidup, yang sampai kini masih menjadi pergumulan saya.

Seiman, berarti pasangan hidup saya harus memiliki iman yang sama dengan saya. Oh tidak! Seagama saja tidak cukup. atau lebih spesifik lagi, menjadi seorang penganut agama Kristen Protestan saja tidak cukup. Mengapa? Karena kita bisa melihat dengan jelas ternyata ada banyak macam cara orang Kristen beribadah. Mengapa ada banyak aliran? ah, saya tidak sedang membicarakan penyebab keberbedaan ini, Saya mencari yang sama, yang sama-sama dengan penuh kesadaran mengakui dan mengimani bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat saya. Yang oleh karena itu, maka saya sebagai orang yang diselamatkan memiliki tanggung jawab pelayanan kepada Allah. Ahh,, Apakah kita seiman? Saya tidak tahu. Ingin cari tahu? Bagaimana kalau kita mencari waktu untuk membicarakan ini bersama? Entah sambil minum kopi dan makan, atau sambil menikmati alam yang indah yang telah disediakan Allah.

Sepadan? Ya jelas perlu. Mengapa? Tidak usah ditanya lagi lah yah, Sepadan yah artinya cocok, Cocok bukan berarti kita harus memiliki kesamaan 100%, Dalam pacaran, atau dalam tingkat lanjutnya, pernikahan. Kita perlu banyak komunikasi, Dalam komunikasi ini kita butuh beberapa hal. Saling mengerti, saling percaya dan bisa bekerja sama.

Saling mengerti. Ya, bisakah kita saling mengerti, jika saya sebagai seorang lulusan S1 (atau mungkin S2 jika nantinya saya berencana mengambil studi lanjut) saling mengerti dengan kamu yang mungkin lulusan SMP ? Ahh.. bisa saja sih, tapi bisa seberapa jauh? Jujur saya tidak ingin membuat perbedaan antara tingkat pendidikan, tapi bukankah komunikasi kita akan lebih klop, lebih cocok jika kita memiliki perbedaan jenjang pendidikan yang tidak terlalu jauh? (Ya, klo anda lulusan SMA atau SMK sedangkan saya S1 kan berarti gak beda jauh dong..).

Ah iya, "kedewasaan rohani" juga perlu diperhatikan. Bukannya mau sombong, tapi rasanya susah, kalau seorang yang udah mengenal Kristus belasan tahun, sudah mengerti pentingnya pelayanan dan penginjilan. mengerti dan sadar mengapa melayani dan menginjili, berhubungan dengan orang yang baru "lahir baru", yang mgkin baru mengenal Yesus pertama kali. Mungkin ia masih belum mengerti pentingnya sebuah pelayanan dan masih egois. Mungkin karna "lahir baru"nya itu, ia masih mengira kalau ia masih perlu dilayani, belum waktunya (masih jauh waktunya) untuk melayani orang lain.
Susah toh, kalau ada pasangan seperti itu ?

Maka itu, sebuah pasangan yang seiman dan sepadan memang sulit untuk ditemukan..
Beberapa bulan terakhir ini saya dibuat galau, dilemma dengan kondisi seperti ini, Bingung memang, Jika saya justru malah jatuh cinta dengan orang yang cukup asing bagi saya. Walau sudah pernah kenal dulu.. duluuu banget.. beberapa tahun lalu kenal, dan tak pernah komunikasi, tiba-tiba kembali berkomunikasi lagi dan muncullah perasaan yang kata orang "Oh inikah cinta?"

Ya, saya bimbang dan bingung.. Kata teman-teman dan mentor, saya perlu gumulkan.. Tapi, mana yang duluan? Gumulkan? atau kenali lebih dahulu? atau bersamaan? ahh.. Cinta.. Kau membuat saya yang biasanya penuh perhitungan dan detail, menjadi gundah gulana seperti ini..

Sedangkan, saya belum mengenalnya.. Apakah ia seiman? apakah ia sepadan? Ops, salah nanya. Saya ulangi pertanyaannya :

"Apakah kamu seiman denganku?"
"Apakah kamu sepadan denganku?"


Wednesday 7 May 2014

Kerusuhan Mei 1998

Awalnya gw cuek dan ga pernah memikirkan bagaimana dan apa yang terjadi pada korban-korban kerusuhan Mei 1998. Tapi, makin banyak diingatkan, makin banyak membaca pengalaman orang-orang yang tertindas saat itu, gw mulai memikirkan dan membayangkan betapa menyeramkannya Jakarta pada saat itu.

Ya, saat tahun 1998, gw masih terhitung kecil dan ga tahu apa-apa. Yang gw ingat saat itu, keluarga gw cuma bisa diam di dalam rumah, takut dengan orang-orang di luar. Gw sedikit ingat waktu mama gw bilang kalau saat itu kami ga boleh keluar rumah.

Mungkin keluarga gw termasuk salah satu keluarga yang beruntung. Kami tinggal di salah satu tempat pemukiman padat penduduk, di dalam gang yang jauh dari keramaian. Puji Tuhan, keluarga kami ga kenapa-kenapa, hanya diselimuti rasa takut saja. Saat itu, gw ga pernah ada bayangan tentang apa yang terjadi di luar sana. Apa yang terjadi di jalan-jalan besar Jakarta dan apa yang terjadi dengan kaum Tionghua di luar sana. Umur 7 tahun masih terlalu muda bagi gw untuk memikirkan penderitaan yang dialami oleh orang lain dari kaum gw. Yang gw tau, gw ga boleh keluar rumah. Itu saja.

Setelah menginjak masa remaja, baru gw diceritakan dengan jelas tentang sejarah bangsa Indonesia yang kelam. Guru sejarah gw yang pribumi tapi tampang mirip Tionghua pun menceritakan dengan cukup detail, bagaimana ketakutan yang dihadapinya saat itu. Ya, yang pribumi saja takut, apalagi yang bukan. Itulah awalnya gw mengetahui seberapa besar dan kejamnya orang-orang pada masa itu..

Di tahun-tahun berikutnya, terutama saat facebook mulai terkenal, banyak teman yang share link-link yang menceritakan kejadian saat itu berdasarkan pengamatan atau pengalaman pribadi. Sungguh, jika gw ingin membayangkan korban-korban kerusuhan pada saat itu, gw ga pernah bisa membayangkan seberapa menderitanya korban-korban kerusuhan itu.

Melalui tulisan ini, gw ingin menyatakan rasa berduka gw kepada korban-korban kerusuhan tahun 1998. Semoga mereka yang menjadi korban dan tetap hidup sampai saat ini tetap dapat menjalani hidup yang penuh dengan makna, hidup yang berarti walau kekayaannya atau hak asasinya telah dirampas.

Poll