Thursday 12 February 2015

Seiman dan Sepadan

Ya, seiman dan sepadan adalah harga mati bagiku. Mungkin beberapa dari kalian sudah membaca frasa ini di status facebookku. Mungkin kau sudah mengerti artinya, mungkin juga kau tak tahu artinya, atau mungkin samar-samar.

Ya, seiman dan sepadan. Saya tidak berbicara tentang partner kerja, klien, atau syarat ikatan kerja sama dalam menjalankan sebuah bisnis, Saya sedang berbicara tentang pasangan hidup, yang sampai kini masih menjadi pergumulan saya.

Seiman, berarti pasangan hidup saya harus memiliki iman yang sama dengan saya. Oh tidak! Seagama saja tidak cukup. atau lebih spesifik lagi, menjadi seorang penganut agama Kristen Protestan saja tidak cukup. Mengapa? Karena kita bisa melihat dengan jelas ternyata ada banyak macam cara orang Kristen beribadah. Mengapa ada banyak aliran? ah, saya tidak sedang membicarakan penyebab keberbedaan ini, Saya mencari yang sama, yang sama-sama dengan penuh kesadaran mengakui dan mengimani bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat saya. Yang oleh karena itu, maka saya sebagai orang yang diselamatkan memiliki tanggung jawab pelayanan kepada Allah. Ahh,, Apakah kita seiman? Saya tidak tahu. Ingin cari tahu? Bagaimana kalau kita mencari waktu untuk membicarakan ini bersama? Entah sambil minum kopi dan makan, atau sambil menikmati alam yang indah yang telah disediakan Allah.

Sepadan? Ya jelas perlu. Mengapa? Tidak usah ditanya lagi lah yah, Sepadan yah artinya cocok, Cocok bukan berarti kita harus memiliki kesamaan 100%, Dalam pacaran, atau dalam tingkat lanjutnya, pernikahan. Kita perlu banyak komunikasi, Dalam komunikasi ini kita butuh beberapa hal. Saling mengerti, saling percaya dan bisa bekerja sama.

Saling mengerti. Ya, bisakah kita saling mengerti, jika saya sebagai seorang lulusan S1 (atau mungkin S2 jika nantinya saya berencana mengambil studi lanjut) saling mengerti dengan kamu yang mungkin lulusan SMP ? Ahh.. bisa saja sih, tapi bisa seberapa jauh? Jujur saya tidak ingin membuat perbedaan antara tingkat pendidikan, tapi bukankah komunikasi kita akan lebih klop, lebih cocok jika kita memiliki perbedaan jenjang pendidikan yang tidak terlalu jauh? (Ya, klo anda lulusan SMA atau SMK sedangkan saya S1 kan berarti gak beda jauh dong..).

Ah iya, "kedewasaan rohani" juga perlu diperhatikan. Bukannya mau sombong, tapi rasanya susah, kalau seorang yang udah mengenal Kristus belasan tahun, sudah mengerti pentingnya pelayanan dan penginjilan. mengerti dan sadar mengapa melayani dan menginjili, berhubungan dengan orang yang baru "lahir baru", yang mgkin baru mengenal Yesus pertama kali. Mungkin ia masih belum mengerti pentingnya sebuah pelayanan dan masih egois. Mungkin karna "lahir baru"nya itu, ia masih mengira kalau ia masih perlu dilayani, belum waktunya (masih jauh waktunya) untuk melayani orang lain.
Susah toh, kalau ada pasangan seperti itu ?

Maka itu, sebuah pasangan yang seiman dan sepadan memang sulit untuk ditemukan..
Beberapa bulan terakhir ini saya dibuat galau, dilemma dengan kondisi seperti ini, Bingung memang, Jika saya justru malah jatuh cinta dengan orang yang cukup asing bagi saya. Walau sudah pernah kenal dulu.. duluuu banget.. beberapa tahun lalu kenal, dan tak pernah komunikasi, tiba-tiba kembali berkomunikasi lagi dan muncullah perasaan yang kata orang "Oh inikah cinta?"

Ya, saya bimbang dan bingung.. Kata teman-teman dan mentor, saya perlu gumulkan.. Tapi, mana yang duluan? Gumulkan? atau kenali lebih dahulu? atau bersamaan? ahh.. Cinta.. Kau membuat saya yang biasanya penuh perhitungan dan detail, menjadi gundah gulana seperti ini..

Sedangkan, saya belum mengenalnya.. Apakah ia seiman? apakah ia sepadan? Ops, salah nanya. Saya ulangi pertanyaannya :

"Apakah kamu seiman denganku?"
"Apakah kamu sepadan denganku?"


No comments:

Post a Comment

Poll