Sunday 11 July 2021

Parnoan ? atau Kenyataan ?

Saya tinggak nge-kost sudah cukup lama, alasannya adalah supaya dekat dengan kantor sehingga tidak terlalu capek karena perjalanan pergi pulang. Orang tua saya tinggal di Ciledug, Tangerang. dan saya bekerja di Gedong Panjang, Jakarta Barat. tidak jauh dari wisata kota tua.

Beberapa hari lalu, saya dapat kabar, adik laki-laki saya di rumah mulai kehilangan penciuman. dan papa saya demam dan lemas. Kondisi mereka hari ini sudah baikan. Tapi mereka belum mendapat perawatan dari dokter. Hanya minum vitamin dan suplemen untuk menjaga daya tahan tubuh.

Kost tempat saya tinggal sudah mulai sepi, kost akan ditutup dalam hitungan hari. Tinggal 2 kamar yang masih tersisa di kost,. Saya dan seorang koko di kamar paling ujung. Posisi kamar kami berjauhan memang. tapi kamar mandi yang digunakan ada di luar dan bersebelahan.

Kabarnya, si koko sudah positif, dan saya baru mendapat kabar. Panik gak ? panik ga? Tentu ada sedikit rasa panik dari saya. Tiba-tiba saya harus berpikir dua kali kalau mau ke WC / Kamar mandi. si koko isolasi mandiri di kamar.

Sebelum mendapat kabar ini, saya biasa-biasa saja, baik baik saja. Tetapi setelah mendapat kabar ini, saya langsung merasa seperti mulai sakit tenggorokan. Apakah saya sudah tertular ? saya tidak tahu. Selama belum dilakukan test.

Tapi, biaya test swab PCR bukanlah angka yang terbilang murah. apa yang perlu saya lakukan?
apakah ini hanya efek parno-nya saya ? atau memang saya sudah tertular ?

Ahh.. selama saya belum melakukan test , sepositif apapun pikiran saya, saya rasa keadaan tidak akan bisa diubah.

Semoga pandemi ini bisa cepat berakhir. Semoga pemerintah pusat dan daerah bisa bekerja-sama dengan baik di semua tingkatan.
Semoga, tidak ada lagi rasa khawatir yang berlebihan menghantui setiap kami.
Kiranya, pandemi ini bisa membuat manusia kembali berpikir, bagaimana seharusnya hidup, dan apa arti hidup kami di dunia.

Jakarta, 12 July 2021

Poll